Selasa, 25 Juli 2017

Tata cara belajar Mengenali Guru Sejati tanpa guru tingkat tinggi


Tata cara belajar Mengenali Guru Sejati tanpa guru tingkat tinggi Guru Sejati yaitu rahsa sejati ; meretas kedalam sukma sejati, atau sukma suci, kurang lebih sebanding dengan arti roh kudus (ruhul kudus/ruh al quds). Kita mendayagunakan Guru Sejati kita lewat cara mengarahkan kemampuan metafisik sedulur papat (dalam lingkup mikrokosmos) selalu untuk siaga serta jangan pernah tunduk oleh udara nafsu.

Tata cara belajar Mengenali Guru Sejati tanpa guru tingkat tinggi



 Berbarengan menjadikan satu kemampuan mikrokosmos dengan kemampuan makrokosmos yaitu papat keblat alam semesta yang berbentuk daya alam dari empat arah mata angin, lalu melebur kedalam kemampuan pancer yang berbentuk transenden (Tuhan Yang Mahakuasa). Tiap-tiap orang dapat berjumpa Guru Sejatinya, dengan prasyarat kita bisa kuasai udara nafsu negatif ; nafsu lauwamah (nafsu serakah ; makan, minum, keperluan ragawi), amarah (nafsu angkara murka), supiyah (menguber kesenangan duniawi) serta mengapai nafsu positif dalam sukma sejati (al mutmainah). Hingga jasad serta nafs/udara nafsu lah yang perlu ikuti kehendak sukma sejati untuk menyamai frekwensinya dengan gelombang Yang Maha Suci. Sukma jadi suci ketika sukma kita sesuai sama ciri-khas serta sifat hakekat gelombang Dzat Yang Maha Suci, yang sudah meretas kedalam sifat hakekat Guru Sejati. Yaitu sifat-sifat Sang Khaliq yang (minimum) mencakup 20 sifat. Peleburan ini dalam terminologi Jawa dimaksud manunggaling kawula-Gusti. 

Kebiasaan Jawa mengajarkan tata cara membuat sukma sejati lewat cara ‘manunggaling kawula Gusti’ atau penyatuan/penyamaan sifat inti makhluk dengan Sang Pencipta (wahdatul bentuk). Seperti arti warangka manjing berprasangka buruk ; manusia masuk dalam diri “Tuhan”, seperti Arya Sena masuk dalam badan Dewaruci. Atau demikian sebaliknya, Tuhan menitis kedalam diri manusia ; curigo manjing warongko, laksana Dewa Wishnu menitis kedalam diri Prabu Kreshna. 

Jadi usaha manunggaling kawula gusti, seluruh usaha awal bisa dikerjakan seperti lewat ritual mesu budi, maladihening, tarak brata, tapa brata, puja brata, bangun didalam tidur, sembahyang didalam bekerja. Maksudnya supaya menjangkau tataran hakekat yaitu dengan meninggalkan nafsul lauwamah, amarah, supiyah, serta meraih nafsul mutmainah. Kejawen mengajarkan kalau selama hidup manusia sebaiknya laksana ada dalam “bulan suci Ramadhan”. Berarti, semangat serta kegigihan lakukan kebaikan, membelenggu setan (udara nafsu) sebaiknya dikerjakan selama hidupnya, janganlah cuma satu bulan dalam satu tahun. Usai puasa lalu terlepas kendali sekali lagi. Perolehan hidup manusia pada tataran tarekat serta inti dengan intensif juga akan memperoleh hadiah berbentuk kesucian pengetahuan makrifat. Satu waktu kelak, bila Tuhan sudah mengambil keputusan kehendakNya, manusia bisa ‘menyelam’ kedalam tataran teratas yaitu arti kodratullah. Yaitu substansi dari manunggaling kawula gusti jadi ajaran paling mendasar dalam pengetahuan Kejawen terutama dalam anasir ajaran Syeh Siti Jenar. Manunggling Kawula Gusti = menyatunya Dzat Pencipta kedalam diri mahluk. Pancaran Dzat sudah bersemayan menerangi kedalam Guru Sejati, sukma sejati.
loading...

Related Posts

Tata cara belajar Mengenali Guru Sejati tanpa guru tingkat tinggi
4/ 5
Oleh

Mbh jenglot tidak pernah mematok Mahar , Harga atau Uang kalau ingin belajar ilmu hikmah ataupun membutuhkan bantuan mbh jenglot
Hanya sumbangsih Rejeki anda seiklasnya menjadi barokah bagi mbh jenglot.Untuk Konsultasi dan Pemesanan Hubungi Langsung dengan No HpPastikan Anda Mendapatkan Layanan Yang Tepat Bersama Kami Tinggal Hubungi saja Kami akan Selalu siap Melayani Dengan Setulus Hati.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.