Selasa, 25 Juli 2017

Inilah Cara Cepat Kaya Menyingkap Mitos Pesugihan Tuyul Plontos

Inilah Cara Cepat Kaya Menyingkap Mitos Pesugihan Tuyul Plontos Satu diantara pohon yang tumbuh di dalam pemukiman warga dukuh Mbero, Palar, Trucuk. Berjarak sekitaran 12 km dari Klaten Jawa Tengah. Banyak didatangi peziarah untuk ngalap barokah, mengemukakan hasrat. Pohon itu dikelilingi tembok serta bergapura. Tak ada larangan tertulis untuk siapa juga untuk mencari ‘pesugihan tuyul’ di situ. Prasyaratnya sederhana, orang yang juga akan masuk kompleks itu mesti waras (tidak bisa stress) serta sopan. Tempat tinggal juru kunci, Mbah Kardikem (75) tidak jauh dari tempat itu. Mereka yang menginginkan jadi ‘orangtua asuh’ tuyul seyogyanya lewat jurukunci. 

Inilah Cara Cepat Kaya Menyingkap Mitos Pesugihan Tuyul Plontos

“Banyak orang terkabul hasratnya sesudah nyenyuwun berperantara pohon ketos, namun paling mudah mencari tuyul, ” kata nenek itu. Mbak Kardikem mengakui tidak tahu mulai sejak kapan pohon itu ada. “Sejak saya kecil pohon itu telah sebesar itu. Saya cuma mewarisi pekerjaan ibu saya jadi jurukunci, ” tuturnya. Dari narasi leluhurnya, pohon ketos itu adalah titisan Eyang Bondho. 

Sebagian waktu sesudah sukma Eyang Bondho terlepas, raganya juga turut raib, lantas keluar pohon ketos. Jadi tanaman langka, pohon ketos tidak bisa dicangkok. Juga tidak bisa ditanam ditempat beda. Menurut Mbah Kardikem, sempat diadakan seminar mengenai tuyul, akhirnya menunjukkan di pohon ketos itu terdapat banyak ‘anak bajang’, berumur rata-rata 5 th.. ‘Anak bajang’ itu yaitu anak cucu Eyang Bondho, yang oleh orang-orang umum dimaksud tuyul. 

Karna jumlah tuyul sangat banyak, lantas dinilai jadi ‘Keraton Tuyul’. Seperti disebutkan Mbah Kardikem, Eyang Bondho termasuk juga cucu Prabu Jayabaya, Kediri. Pada hari-hari spesifik, Eyang Bondho seringkali memperlihatkan diri berupa ‘rakit’ (gethek) untuk digunakan menyeberang sungai. 

Karna seringkali memperlihatkan diri, Eyang Bondho umum dimaksud juga ‘Gethek Bero’. Terkecuali malam Jumat Kliwon serta Sabtu, ‘Keraton Tuyul’ itu banyak dikunjungi peziarah dari luar Klaten. Contoh dari Jawa Barat, Bandung, Tasikmalaya, Cirebon, Yogyakarta, Solo, Klaten, Ambarawa serta Semarang. 

Biasanya, peziarah inginkan penglarisan serta kehilangan barang agar kembali. Untuk memperoleh semuanya diperlukan kriteria spesifik. 

Prasyarat itu diantaranya dengan mengemukakan sesaji sepanjang 7 malam Jumat berturut-turut. Sesaji itu berbentuk kembang setaman, pisang raja, teh manis, gecko (garang asem). Lalu ditutup dengan selamatan (kenduri). Berapakah kali kenduri dikerjakan, bergantung dari keyakinan. Biasanya dikerjakan 2 x dekat pohon, sebab juga akan dibarengi 2 anak anak kecil, cucu Eyang Bondho. 

Untuk wujudkan hasrat, seperti disibak Mbah Kardikem, terdapat banyak pantangan mesti dipatuhi. Diantaranya tidak bisa berlaku kasar serta emosional sepanjang 7 Jumat. Tiap-tiap peziarah, diperbolehkan masuk kompleks pohon, namun tidak bisa menuai sembarang daun. Warga setempat juga tidak ada yang berani menuai daun pohon yang dikeramatkan itu. Tiap-tiap 1 Sura, seringkali di gelar pertunjukan wayang kulit semalam jemu atau klenengan. Dengan maksud memperoleh keselamatan serta rejeki melimpah.
loading...

Related Posts

Inilah Cara Cepat Kaya Menyingkap Mitos Pesugihan Tuyul Plontos
4/ 5
Oleh

Mbh jenglot tidak pernah mematok Mahar , Harga atau Uang kalau ingin belajar ilmu hikmah ataupun membutuhkan bantuan mbh jenglot
Hanya sumbangsih Rejeki anda seiklasnya menjadi barokah bagi mbh jenglot.Untuk Konsultasi dan Pemesanan Hubungi Langsung dengan No HpPastikan Anda Mendapatkan Layanan Yang Tepat Bersama Kami Tinggal Hubungi saja Kami akan Selalu siap Melayani Dengan Setulus Hati.

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.